Setiap generasi punya revolusi teknologinya sendiri.
Akhir 1990-an dikenal sebagai era dot-com, ketika internet pertama kali mengubah cara manusia berbisnis dan berkomunikasi.
Kini, dua dekade kemudian, dunia kembali berada di titik yang mirip, kali ini lewat Artificial Intelligence (AI).

Sebagai tech company, Boostech melihat dua era ini bukan sekadar pergeseran teknologi, tetapi cerminan dari pola yang berulang: antusiasme besar, inovasi cepat, dan terkadang … hype yang tak terkendali.

Apa Itu Era Dot-Com?

“Dot-com” berasal dari akhiran domain “.com” yang digunakan oleh bisnis berbasis internet. Di akhir 1990-an, internet dianggap sebagai “tambang emas baru.” Investor, startup, hingga korporasi besar berlomba-lomba membangun platform digital, meski banyak di antaranya belum punya model bisnis jelas.

Perusahaan yang punya website saja sudah dianggap “modern.” Saham mereka melesat sampai akhirnya gelembung itu pecah di tahun 2000. Ribuan perusahaan gulung tikar, meninggalkan pelajaran penting:

Teknologi hebat tidak berarti apa-apa tanpa arah bisnis yang jelas.

Mengapa Banyak yang Menyebut AI Sebagai “Dot-Com Kedua”

Kini, AI sedang mengalami momen yang sama. Hampir setiap perusahaan ingin punya “strategi AI”. Investor berlomba mendanai startup berbasis AI, dan media menempatkan AI di setiap headline. Namun, banyak proyek AI masih berfokus pada eksperimen menarik, bukan solusi nyata. Kita melihat pola yang sama seperti dulu:

• Investasi besar tanpa rencana implementasi jangka panjang

• Penggunaan teknologi hanya demi gengsi

• Ekspektasi berlebihan bahwa AI bisa menggantikan manusia sepenuhnya

Sejarah seolah terulang, hanya dengan nama teknologi yang berbeda.

Pelajaran dari Masa Lalu: Strategi Lebih Penting dari Sekadar Adopsi

Perusahaan yang selamat dari era dot-com bukanlah yang paling cepat mengadopsi internet, tapi yang mengintegrasikannya secara strategis. Contohnya: Amazon dan Google, yang waktu itu membangun sistem berbasis nilai jangka panjang, bukan sekadar tren.

Di Boostech, kami percaya prinsip yang sama berlaku pada AI: bukan siapa yang lebih dulu pakai AI, tapi siapa yang paling tepat menggunakannya. AI akan menjadi kekuatan besar, tapi hanya jika dikombinasikan dengan:

• pemahaman bisnis yang kuat,

• pengendalian etis, dan

• kemampuan manusia dalam membaca konteks.

Dari Internet ke Kecerdasan Buatan: Evolusi, Bukan Pengulangan

Internet dulu menghubungkan manusia dengan informasi. AI sekarang menghubungkan manusia dengan pemahaman membantu menafsirkan data, membuat keputusan, dan mempercepat pekerjaan. Perbedaannya, kali ini kita sudah belajar dari masa lalu.
Kita tahu bahwa hype akan berlalu, tapi inovasi yang relevan dan mindful akan bertahan.

Di Boostech, inilah alasan kami tidak hanya membangun sistem berbasis AI, tapi juga memastikan setiap solusinya punya arah, tujuan, dan manfaat nyata bagi manusia dan bisnis.

Sejarah selalu berulang tetapi dengan pelaku dan bentuk yang berbeda. Era dot-com mengajarkan kita untuk berhati-hati terhadap euforia teknologi tanpa fondasi. Sementara era AI menantang kita untuk menggunakan kecerdasan buatan dengan kebijaksanaan manusia.

Bagi Boostech, ini bukan tentang siapa yang lebih pintar: manusia atau mesin. Ini tentang bagaimana keduanya bisa berjalan selaras untuk menciptakan masa depan yang lebih efektif, efisien, dan bermakna.